Minggu, 23 Oktober 2016

SEJARAH PENERBANGAN DUNIA

Pemikiran manusia untuk bisa mengangkasa telah berlangsung sejak sejarah peradaban mereka dimulai. Impian itu telah tumbuh dan mengisi benak mereka, bahkan jauh sebelum Wright bersaudara lahir. Sejak legenda Yunani Daedelus dan Icarus hingga mewujudkan Stasiun luar Angkasa MIR, manusia terus berdiskusi, menganalisa, berupaya, dan akhirnya melakukan pencapaian penerbangan.  

Sebagai peletak dasar konsep pesawat terbang pertama dan sebagai pelopor aviasi modern di dunia adalah seorang ilmuwan Spanyol, Ibnu Firnas (810-870M), orang Spanyol keturunan Maroko yang hidup pada zaman Khalifah Umayyah, di Cordoba, Andalusia (Spanyol). Jadi Ibnu Firnas lebih dari seribu tahun sebelum Wright bersaudara berhasil terbang dengan pesawat udara yang lebih berat daripada udara, 17 Desember 1903. Ibnu Firnas memiliki nama lengkap Abbas Qasim Ibnu Firnas atau lebih dikenal juga dengan nama Abbas Abu Al-Qasim Ibn Firnas Ibn WIrdas al-Takurini, dan menurut beberapa literatur lainnya juga dikenal sebagai Armen Firman, lahir pada tahun 810 M di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Sanyol). Ibnu Firnas dikenal ahli dalam berbagai disiplin ilmu, selain ahli ilmu kimia, ia juga seorang humanis, penemu musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi Arab, dan seorang penggiat teknologi. Keberhasilan Ibnu Firnas terbang dengan sayap tertulis pada surat yang dibuat oleh sejarahwan Maroko, Ahmed Mohammed al-Maqqari, pada tahun 1632 (7 abad kemudian). Konon, Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari referensi-referensi ilmuwan muslim mengenai model pesawat terbangnya Ibnu Firnas.

Pada tahun 852 M, di bawah pemerintahan Khalifah Abdul Rahman II, Ibnu Firnas memutuskan untuk melakukan ujicoba ‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam sayap dari jubah yang disangga kayu. Sayap buatan itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia. Berangkat dari keberhasilannya tersebut, dia kembali melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta teori yang diadopsi dari gejala-gejala alam yang diperhatikannya.

Pada tahun 875 M, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia. Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba. Penerbangan yang disaksikan secara luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses. Sayangnya, karena cara meluncur yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya. Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang membuat Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba berikutnya. Kecelakaan itu terjadi karena Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana burung menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Dia pun lupa untuk menambahkan ekor pada model pesawat layang buatannya. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkan dia gagal mendaratkan pesawat ciptaannya dengan sempurna. 

Selama berabad-abad sejak zaman Aristoteles, kemudian Ibnu Firnas sampai lahirnya ilmu pengetahuan modern zaman Galileo (1546-1642M) dan Newton (1642-1727M), perkembangan ilmu aerodinamika boleh dikatakan tidak mempunyai arti yang siginifikan, kecuali Leonardo da Vinci (1452-1519M) yang menaruh perhatian besar terhadap ilmu aerodinamika ini, yang teorinya berlawanan dengan teori Aristoteles. Namun, Leonardo da Vinci lebih dikenal sebagai seorang pelukis ulung yang futuristik - yang berpandangan jauh ke depand daripada seorang insinyur. Gagasannya itu baru mendapat perhatian para ilmuwan abad ke-19, abad yang termasyhur karena penemuan alat-alat mekanis yang mendorong terjadinya revolusi industri.

Baru mulai awal abad ke-19 pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah penerbangan benda-benda di atmosfir lebih mendapatkan perhatian. Dikenal para ahli aerodinamika dan mekanika seperti Sir George Cayley, Galileo, Newton, Leonhard Euler (1707-1783M), Daniel Bernoulli (1700-1782M), dan lain sebagainya.

Khayalan manusia untuk terbang, yang terwujud dalam percobaan-percobaan Ibnu Firnas itu, kurang lebih seribu tahun kemudian terwujud kembali, yaitu dengan menggunakan balon udara panas (hot-air balloon) sejak tahun 1783 yang dilakukan oleh J. Montgolfier bersaudara, dengan pesawat udara bermesin terjadi pada tahun 1903 oleh Wilbur dan Orville Wright, dan dengan roket pada tahun 1961 oleh Uni Sovyet.

Terjadi revolusi diam-diam yang sangat panjang dalam bidang yang terlupakan yaitu mengenai pesawat terbang yang lebih berat dari udara (heavier than air). Antara tahun 1799 dan 1809, Sir George Cayley telah menjadikan dirinya sebagao pelopor ulung tentang sesuatu yang benar-benar tidak diketahui, yaitu aerodinamik, konstruksi dan tes-tes penerbangan dari pesawat terbang bersayap (fixed-wing aeroplane). Cayley baru mempublikasikan secara rinci tentang hal ini pada tahun 1809-1810. Seluruh penerbangan modern dewasa ini berasal dari penemuan Cayley.  

Orang-orang yang berhasil menaklukan udara secara lengkap dan tanpa ragu, adalah dua orang bangsa Amerika, Wilbur dan Orville Wright (Wright bersaudara). Mereka menjadi ahli mesin, ahli aerodinamika, dan pilot sekaligus. Selain berbagai percobaan pengembangan pesawat peluncur, pada tahun 1903, di Kill Devill Hill, Kitty Hawk, North Carolina, Amerika Serikat, Wright bersaudara melakukan penerbangan yang pertama di dunia, dengan pesawat terbang bertenaga mesin (opwered aeroplane) yang lebih berat dari udara yang dikendalikan.

Keberhasilan Wright bersaudara menciptakan pesawat terbang bertenaga mesin serta keberhasilannya untuk melakukan penerbangan dengan pesawat terbang bertenaga mesin tersebut yang pertama kali di dunia, merupakan peristiwa besar dan menakjubkan dalam sejarah penerbangan. Oleh karena itu setiap tanggal 17 Desember diperingati sebagai Hari Penerbangan Dunia. 


REFERENSI

E. Saefullah Wiradipradja, Pengantar Hukum Udara dan Ruang Angkasa, Buku I Hukum Udara,  Bandung: PT. Alumni, 2014.

Kang Udo, Abbas Ibn Firnas, Perintis Awal Teknologi Pesawat Terbang, <https://kangudo.wordpress.com/2013/07/20/abbas-ibn-firnas-perintis-awal-teknologi-pesawat-terbang/>, diakses 22 Oktober 2016.  

Muhammad Nurdin Fathurrohman,  Abbas Abu Firnas - Manusia Pertama Yang Terbang Sebelum Wright Bersaudara, <https://blogpenemu.blogspot.co.id/2015/01/abbas-abu-firnas-manusia-pertama-yang-Terbang-sebelum-wright-bersaudara.html>, diakses 22 Oktober 2016.

Widie Cage, Sejarah Penerbangan Dunia,  <http://penerbanganbywidie.blogspot.co.id/2010/03/sejarah-penerbangan-dunia.html>, diakses 22 Oktober 2016.

Abbas bin Firnas , <https://id.wikipedia.org/wiki/Abbas_bin_Firnas>, diakses 22 Oktober 2016.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar